Metode PRA dalam
pelibatan dan pengembangan masyarakat
1.
Definisi
PRA
PRA berasal dari kata
Participatory yaitu Partisipatif (bersifat partisipasi), Rural dapat diartikan
sebagai Desa, Appraisal adalah Pengkajian. Sehingga PRA adalah Pengkajian
(Keadaan masyarakat desa (secara) partisipatif.
PRA dapat
diartikan juga sebagai pendekatan dan metode yang memungkinkan masyarakat
secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan
perencanaan dan kebijakan secara nyata. Metode dan pendekatan ini semakin
meluas dan diakui kegunaannya ketika paradigma pembangunan berkelanjutan mulai
dipakai sebagai landasan pembangunan di negara-negara sedang berkembang.
Dalam paradigma pembangunan berkelanjutan, manusia ditempatkan sebagai inti
dalam proses pembangunan. Manusia dalam proses pembangunan tidak hanya
sebagai penonton tetapi mereka harus secara aktif ikut serta dalam perencanaa,
pelaksanaan, pengawasan dan menikmati hasil pembangunan. Metode dan
pendekatan yang tampaknya sesuai dengan tuntutan paradigma itu adalah metode
dan pendekatan yang partisipatif.
Metode PRA
mulai menyebar dengan cepat pada tahun 1990-an yang merupakan bentuk
pengembangan dari metode Pemahaman Cepat Kondisi Pedesaan (PCKP) atau Rapid
Rural Appraisal (RPA) yang menyebar pada tahun 1980-an. Kedua metode
tersebut saling berhubungan etar dan masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangannya dan bisa saling melengkapi. Namun dalam perkembangannya,
metode PRA banyak digunakan dalam proses pelaksanaan program pembangunan secara
partisipatif, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasannya.
2.
Secara umum
terdapat beberapa perbedaan antara RRA dan PRA (Chambers, 1996), yaitu :
No
|
KRITERIA
|
RRA
|
PRA
|
1
|
Kurun waktu perkembangan
|
Akhir 1970-an
|
Akhir 1980-an
|
2
|
Pihak yang mengembangkan
|
Perguruan Tinggi
|
Organisasi non-pemerintah
|
3
|
Pengguna utama
|
Lembaga Donor, Perguruan Tinggi
|
Organisasi non-pemerintah, organisasi lapang
pemerintah
|
4
|
Potensi sumber informasi
|
Pengetahuan masyarakat
|
Kemampuan masyarakat setempat
|
5
|
Titik berat pengembangan
|
Metodologi
|
Perilaku
|
6
|
Titik berat pengguna
|
Elicitif, penggalian
|
Fasilitasi, partisipatif
|
7
|
Tujuan utama
|
Belajar melalui orang luar
|
Pemberdayaan masyarakat setempat
|
8
|
Hasil jangka panjang
|
Perencanaan, proyek, publikasi
|
Kelembagaan dan tindakan masyarakat yang
berkelanjutan
|
3.
Tujuan penerapan metode PRA
Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau
metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan,
dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta
membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996). Beberapa prinsip
dasar yang harus dipenuhi dalam metode PRA anatar lain adalah : saliang belajar
dan berbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi,
orang luar sebagai fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil,
orientasi praktis dan keberlanjutan program (Rochdyanto, 2000). Metode
tersebut dipandang telah memiliki teknis-teknis yang dijabarkan cukup
operasional dengan konsep bahwa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam
seluruh kegiatan. Pendekatan PRA memang bercita-cita menjadikan
masyarakatmenjadi peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan
sekedar obyek pembangunan. Tekanan aspek penelitian bukan pada validitas
data yang diperoleh, namun pada nilai praktis untuk pengembangan program itu sendiri.
Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberi peluang yang lebih besar dan
lebih terarah untuk melibatkan masyarakat. Selain itu melalui pendekatan
PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan
masyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat
terjamin.
4.
Prinsip-Prinsip Pra
Tujuan
kegiatan PRA yang utama ialah untuk menghasilkan rancangan program yang gayut
dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Terlebih itu, tujuan pendidikannya
adalah untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan
mereka sendiri dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi.
Beberapa hal prinsip yang ditekankan dalam PRA ialah :
a.
Saling belajar dari kesalahan dan
berbagi pengalaman dengan masyarakat
Prinsip dasar
PRA bahwa PRA adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti bahwa
PRA dibangun dari pengakuan serta kepercayaan masyarakat yang meliputi
pengetahuian tradisional dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan persoalannya
sendiri. Prinsip ini merupakan pembalikan dari metode pembelajaran
konvensional yang bersifat mengajari masyarakat. Kenyataan membuktikan
bahwa dalam perkembangannya pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat
tidak sempat mengejar perubahan yang terjadi, sementara itu pengetahuan modern
yang diperkenalkan orang luar tidak juga selalu memecahkan masalah. Oleh
karenanya diperlukan ajang dialog di antara ke duanya untuk melahirkan sesuatu
program yang lebih baik. PRA bukanlah suatu perangkat teknik tunggal yang
telah selesai, sempurna, dan pasti benar. Oleh karenanya metode ini
selalu harus dikembangkan yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Kesalahan yang dianggap tidak wajar, bisa saja menjadi wajar dalam proses
pengembangan PRA. Bukannya kesempurnaanpenerapan yang ingin dicapai,
namun penerapan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada dan mempelajari
kekurangan yang terjadi agar berikutnya menjadi lebih baik. Namun PRA
bukan kegiatan coba-coba (trial and error) yang tanpa perhitungan kritis
untuk meminimalkan kesalahan.
b.
Keterlibatan semua anggota kelompok,
menghargai perbedaan, dan informal
Masyarakat
bukan kumpulan orang yang homogen, namun terdiri dari berbagai individu yang
mempunyai masalah dan kepentingan sendiri. Oleh karenanya keterlibatan
semua golongan masyarakat adalah sangat penting. Golongan yang paling
diperhatikan justru yang paling sedikit memiliki aksesdalam kehidupan sosial
komunitasnya (miskin, perempuan, anak-anak, dll). Masyarakat heterogen
memiliki pandangan pribadi dan golongan yang berbeda. Oleh karenanya
semangat untuk saling menghargai perbedaan tersebut adalah penting
artinya. Yang terpenting adalah pengorganisasian massalah dan penyusunan
prioritasmasalah yang akan diputuskan sendiri oleh masyarakat sebagai pemiliknya.
Kegiatan PRA dilaksanakan dalam suasana yang luwes, terbuka, tidak memaksa, dan
informal. Situasi santai tersebut akan mendorong tumbuhnya hubungan
akrab, karena orang luar akan berproses masuk sebagai anggota bukan sebagai
tamu asing yang harus disambut secara protokoler. Dengan demikian suasana
kekeluargaan akan dapat mendorong kegiatan PRA berjalan dengan baik.
c.
Orang luar sebagai fasilitator dan
masyarakat sebagai pelaku
Konsekuensi
dari prinsip pertama, peran orang luar hanya sebagai fasilitator, bukan sebagai
pelaku, guru, penyuluh, instruktur, dll. Perlu bersikap rendah hati untuk
belajar dari masyarakat dan menempatkannya sebagai nara sumber utama.
Bahkan dalam penerapannya, masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan.
Secara ideal sebaiknya penentuan dan penggunaan teknik dan materi hendaknya
dikaji bersama, dan seharusnya banyak ditentukan oleh masyarakat.
d.
Konsep triangulasi
Untuk bisa
mendapatkan informasi yang kedalamannya dapat diandalkan, bisa digunakan konsep
triangulasi yang merupakan bentuk pemeriksaan dan pemeriksaan ulang (check
and recheck). Triangulasi dilakukan melalui penganekaragaman
keanggotaan tim (disiplin ilmu), sumber informasi (latar belakang golongan
masyarakat, tempat), dan variasi teknik.
·
Penggunaan variasi dan kombinasi
berbagai teknik PRA, yaitu bersama masyarakat bisa diputuskan variasi dan
kombinasi teknik PRA yang paling tepat sesuai dengan proses belajar yang
diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan program.
·
Menggali berbagai jenis dan sumber informasi,
dengan mengusahakan kebenaran data dan informasi (terutama data sekunder) harus
dikaji ulang dan sumbernya dengan menggunakan teknik lain.
·
Tim PRA yang multidisipliner, dengan maksud
sudut pandang yang berbeda dari anggota tim akan memberi gambaran yang lebih
menyeluruh terhadappenggalian informasi dan memberi pengamatan mendalam dari
berbagai sisi.
e.
Optimalisasi hasil
Pelaksanaan
PRA memerlukan waktu, tenaga narasumber, pelaksana yang terampil, partisipasi
masyarakat yang semuanya terkait dengan dana. Untuk itu optimalisasi
hasil dengan pilihan yang menguntungkan mutlak harus dipertimbangkan.
Oleh karenanya kuantitas dan akurasi informasi sangat diperlukan agar jangan
sampai kegiatan yang berskala besar namun biaya yang tersedia tidak cukup.
f.
Berorientasi praktis
Orientasi
PRA adalah pemecahan masalah dan pengembangan program. Dengan demikian
dibutuhkan penggalian informasi yang tepat dan benar agar perkiraan yang tepat
akan lebih baik daripada kesimpulan yang pasti tetapi salah, atau lebih baik
mencapai perkiraan yang hampir salah daripada kesimpulan yang hampir benar.
g.
Keberlanjutan program
Masalah dan
kepentingan masyarakat selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat
itu sendiri. Karenanya, pengenalan masyarakat bukan usaha yang sekali
kemudian selesai, namun merupakan usaha yang berlanjut. Bagaimanapun juga
program yang mereka kembangkan dapat dipenuhi dari prinsip dasar PRA yang
digerakkan dari potensi masyarakat.
h.
Mengutamakan yang terabaikan
Prinsip ini
dimaksudkan agarmasyarakat yang terabaikan dapat memperoleh kesempatan untuk
berperan dan mendapat manfaat dalam kegiatan program pembangunan.
Keperpihakan pada pihak atau golongan masyarakat yang terabaikan bukan berarti
bahwa golongan masyarakat lainnya (elite masyarakat) perlu mendapat giliran
untuk diabaikan atau tidak diikutsertakan. Keberpihakan ini lebih pada
upaya untuk mencapai keseimbangan perlakuan terhadap berbagai golongan dan
lapisan yang ada di masyarakat, dengan mengutamakan golongan paling miskin agar
kehidupannya dapat meningkat.
i.
Pemberdayaan (Penguatan) masyarakat
Kemampuan
masyarakat diitingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilan
keputusan, penentuan kebijakan, peilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang
dilakukan. Dengan demikian masyarakat memiliki akses 9peluang dan
kesempatan) serta memiliki kemampuan memberikan keputusan dan memilih berbagai
keadaan yang terjadi. Dengan demikian mereka dapat mengurangi
ketergantungan terhadap bantuan 'orang luar'.
j.
Santai dan informal
Penyelenggaraan
kegiatan PRA bersifat luwes, tidak memaksa, dan informal sehingga antara orang
luar dan masyarakat setempat terjalin hubungan yang akarab, orang luar akan
berproses masuk sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian kedatangan
orang luar tidak perlu disambut atau dijamu secara adat oleh masyarakat dan
tokohnya maupun oleh pemerintah setempat. Orang luar yang masuk harus
memperhatikan jadwal atau waktu kegiatan masyarakat, sehingga penerapan PRA
tidak mengganggu kegiatan rutin masyarakat
k.
Keterbukaan
PRA sebagai metode
dan perangkat teknik pendekatan kepada masyarakat masih belum sempurna, dan
belum selesai. Berbagai teknik penerapannya di dalam praktik masih terus
dikembangkan dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat
setempat. Oleh karena itu berbagai pengalaman penerapan tersebut
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki konsep dan
pemikiran serta dalam merancang teknik-teknik baru sehingga sangat berguna
dalam memperkaya metode ini.
5.
Struktur
program
Karena tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan
program bersama masyarakat, penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus
pengembangan program. Gambaran umum siklus tersebut secara ringkas adalah
sebagai berikut :
- Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan
maksud untuk menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan
masyarakat secara umum.
- Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna
memperoleh rumusan atas dasar masalah dan potensi setempat.
- Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau
pengembangan gagasan guna membahas berbagai kemungkinan pemecahan masalah
melalui urun rembug masyarakat.
- Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat
sesuai dengan kemampuan masyarakat dan sumberdaya yang tersedia dalam
kaitannya dengan swadaya.
- Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan
masalah tersebut secara konkrit agar implementasinya dapat secara mudah
dipantau.
- Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan
masukan untuk penyempurnaannya di tingkat yang lebih besar.
- Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat.
- Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat
kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun.
i.
Evaluasi dan rencana tindak lanjut
untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telah terpecahkan,
munculnya massalah lanjutan, dll.
6.
Permasalahan
PRA
Meningkatnya
secara cepat popularitas PRA dikhawatirkan menyebabkan sedemikian
terburu-burunya menerima gagasan ini tanpa pemahaman yang cukup mendasar akan
prinsip dasar yang ada yang kemudian diikuti dengan harapan yang terlalu tinggi
akan keampuhan PRA. Oleh karenanya beberapa massalah yang timbul akibat
merebaknya penggunaan metode PRA adalah :
a.
Permintaan melampaui kemampuan
akibat metode ini dilatihkan dalam forum yang formal tanpa cukup kesempatan
untuk menghayati dan mendalami prinsip yang mendasarinya.
b.
Kehilangan tujuan dan kedangkalan
hasil akibat penerapan yang serampangan di lapangan tanpa tujuan yang jelas.
c.
Kembali menyuluh akibat petugas
tidak siap untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat.
d.
Menjadi penganut fanatik karena
tidak munculnya improvisasi dan variasi petugas untuk menggali lebih dalam
permasalahan di masyarakat.
e.
Mengatasnamakan PRA untuk kegiatan
yang sepotong-potong di luar konteks program pengembangan masyarakat.
f.
Terpatok waktu akibat program yang
berorientasi pada target (teknis, administratif).
g.
Kerutinan yang dapat membuat
kegiatan tidak hidup lagi sehingga terjebak dalam pekerjaan yang rutin dan
membosankan.
CONTOH SOAL
:
1) Definisi
dari Participatory Rural Appraisal (PRA)adalah....
a.
Rancangan program yang gayut dengan
hasrat dan keadaan masyarakat, dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan
masyarakat dalam menganalisa keadaan masyarakat.
b. Metode pendekatan dan metode yang
memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan
dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.
c.
Prinsip ini merupakan pembalikan
dari metode pembelajaran konvensional yang bersifat mengajari masyarakat.
d.
Pendekatan yang bercita-cita
menjadikan masyarakatmenjadi peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan
bukan sekedar obyek pembangunan.
2) Yang
termasuk dalam Prinsip – Prinsip Participatory Rural Appraisal (PRA)adalah....
a.
Keterlibatan semua anggota kelompok, menghargai perbedaan, dan informal
b.
Pengenalan masalah/kebutuhan dan
potensi, dengan maksud untuk menggali informasi tentang keberadaan lingkungan
dan masyarakat secara umum.
c.
Pelaksanaan dan pengorganisasian
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat.
d.
Terpatok waktu akibat program yang
berorientasi pada target (teknis, administratif).
3) Pelaksanaan
PRA memerlukan waktu, tenaga narasumber, pelaksana yang terampil, partisipasi
masyarakat yang semuanya terkait dengan dana disebut Prinsip PRA .....
a.
Saling
belajar dari kesalahan dan berbagi pengalaman dengan masyarakat
b.
Mengutamakan
yang terabaikan
c.
Orang
luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku
d. Optimalisasi
hasil
4)
Dalam Prinsip – Prinsip
PRA terdapat Konsep triangulasi, dibawah
inimana yang merupakan variasi / teknik dari konsep triangulasi.....
a. Tim PRA yang multidisipliner, dengan
maksud sudut pandang yang berbeda dari anggota tim akan memberi gambaran yang
lebih menyeluruh terhadappenggalian informasi dan memberi pengamatan mendalam
dari berbagai sisi
b. Masalah dan
kepentingan masyarakat selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat
itu sendiri.
c. Keperpihakan
pada pihak atau golongan masyarakat yang terabaikan bukan berarti bahwa
golongan masyarakat lainnya (elite masyarakat) perlu mendapat giliran untuk
diabaikan atau tidak diikutsertakan.
d. Kemampuan
masyarakat diitingkatkan melalui proses pengkajian keadaan, pengambilan
keputusan, penentuan kebijakan, peilaian dan koreksi terhadap kegiatan yang dilakukan.
5)
Evaluasi dan rencana tindak lanjut
untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telah terpecahkan, munculnya
massalah lanjutan, merupakan gambaran umum dari.....
a. Permasalahan PRA
b. Prinsip –
Prinsip PRA
c.
Struktur
program PRA
d.
Tujuan penerapan
metode PRA